Apa Jadinya Dunia Jika Tidak Ada Teknologi?
Teknologi sanggup diartikan sebagai alat bantu manusia. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk memudahkan penyelesaian di dalam pekerjaan. Namun pernahkah kalian terbayang bakal seperti apa bentuk dunia kalau tidak ada teknologi? Mungkin beberapa berasal dari kita bakal merasakan kesulitan lantaran keberadaan teknologi yang telah menjadi kebutuhan primer, beberapa kemungkinan termasuk tidak berpengaruh mirip sekali dan masih sanggup menekuni hidup seperti biasa.
Sekarang coba outbackadventuresdr.com tanyakan terhadap diri kalian masing-masing, “apakah saya sanggup hidup tanpa teknologi, dan apa jadinya dunia kalau tidak ada teknologi?” kita pasti merasakan bahwa kita semua ini hidup di zaman purba di mana belum ada yang namanya teknologi dengan segala keterbatasan ilmu dan pengetahuan, kita harus bertahan hidup di alam bebas. Bayangkan kalau kita harus mencari batu dan tanaman kering atau memutar-mutar batang berdiameter 1/2 inci dulu untuk menciptakan api.
Hal itu ditemukan oleh Robert Boyle dan John Walker berasal dari th. 1680-1826 yang telah mengenalkan manusia terhadap dunia teknologi korek api dan pemantik. Atau bayangkan kalau kita harus kembali ke zaman di mana tempat komunikasi hanya melalui pesan terhadap dinding-dinding gua dikarenakan kemampuan bhs yang masih hanya dengusan, bhs tanda maupun gerakan tangan. Tentu kita tidak sudi kan kembali ke zaman terdahulu? Hehe.. melalui kegigihan teknologi kita tinggal mengetik pesan kirim dan dengan seketika langsung di baca oleh si penerima.
Pentingnya Teknologi Untuk Kehidupan Sehari Hari
Di beberapa aplikasi telfon kan banyak macam-macam aplikasi seperti line, whatsapp, atau aplikasi pesan lainnya. Pernah terbayang kalau kita harus hidup berpindah-pindah cocok iklim seperti bangsa nomaden, kehidupan tradisional yang telah dijalankan sepanjang ribuan th. dan sampai waktu ini masih sanggup ditemukan di beraneka belahan dunia salah satunya di pegunungan mongolia. Di daerahnya mereka selamanya hidup berpindah-pindah dengan peliharaannya yang setia tapi kita semua harus bersyukur, dikarenakan manfaat teknologi kini kita semua sanggup mewujudkan tempat tinggal idaman sebagai daerah yang aman dan nyaman untuk berlindung di waktu hujan maupun panas terik matahari. Bayangkan kalau kita mengayuh mobil kayu dengan kaki ala “kehidupan pasangan Fled dan Wilma di di dalam film kartun The Flintstones” bisa-bisa kaki kita bakal kapalan.
Di zaman moderen ini sekarang kita dengan mudahnya memencet tombol atau menstarter menggunakan kunci dan bremm.. kendaraan seketika menyala. Mungkin kita mendambakan kembali ke zaman di mana manusia hanya mengenakan kostum yang terbuat berasal dari bulu binatang atau bahkan tak mengenakan sehelai kain pun untuk menutupi tubuh. “tentu tidak dong”, dikarenakan sekarang kita sanggup berpakaian trending memilih fashion cocok selera. Atau kita mendambakan hidup terhadap zaman di mana bumi dulunya berwujud tanah-tanah kosong yang hanya dihuni segelintir manusia, terhadap zaman purba manusia terasa mengenal mengonsumsi bangunan tinggi terasa berasal dari struktur dinding setinggi 10 lantai yang di bangun di kota-kota kerajaan romawi.
Perkembangan kota-kota di barat terhadap abad ke 19 sampai kini sanggup kita lihat betapa gedung-gedung saling berkompetisi tinggi terhadap kota-kota besar di beraneka belahan dunia. Namu kalau dibandingkan teknologi tidak meluluh lebih baik loh dibandingkan zaman purba. Teknologi kerap membawa dampak beraneka pengaruh tidak baik bagi alam dan lingkungan seperti fenomena pengaruh tempat tinggal kaca, limbah pabrik, hutan gundul dan lain sebagainya. Semuanya hanya hanya omong kosong tapi nyata di depan kita semua.
Seiring perkembangannya yang kian pesat teknologi termasuk rupanya ikut merubah nilai sosial terlebih pengaruh yang ditimbulakn oleh teknologi komunikasi dan informasi, jangan heran kalau kian kemari makin banyak kita temukan individu yang menjadi malas untuk bersosialisasi secara fisik belum kembali peningkatan kejahatan dan penipuan dunia maya (cybercrame) terlebih di tempat sosial. Terus solusinya bagaimana dong? Kita harus bijak di dalam menggunakan teknologi jangan sampai kehadirannya mengancam dan menguasai hidup kita, dikarenakan kembali kembali teknologi hanya alat bantu manusia.